Pantulan.
Kau kejam dan pentingkan diri ,
Hanya fikir diri sendiri ,
Dengan megah kau berdiri ,
Ingat engkau yang tertinggi ,
Meninggalkan kotoron dan daki ,
Itulah namanya penting diri ,
Aku di sini ,
Terkapai-kapai sendiri ,
Kau hanya lempar aku ke tepi ,
Tanpa sedikit rasa hati ,
Kau jaja maruah diri ,
Kau jaja sana sini ,
Kau jaja di kanan dan kiri ,
Ingat itu semua duniawi.
Ku rasa kau bukan orang ,
Tak punya hati ,
Tak punya tulang belakang ,
Kau hanya menjual diri ,
Riak kau bukan kepalang ,
Ego kau julang tinggi-tinggi ,
Kejatuhan orang kaulah dalang ,
Kau gunakan kelebihan diri ,
kelebihan yang kau perjuang ,
Untuk nampak megah dan tinggi ,
Satu hari bila nikmat hilang ,
Baru kau rasa jatuhnya diri .
Masa itu diri kau tiada ,
Kau berubah mencari kekuatan ,
Motif hidup kau tak tahu apa ,
Kau hanya mahukan perubahan ,
Untuk meninggalkan rasa papa kedana ,
Untuk mendapat kembali kegemilangan ,
Tapi sayangnya ,
Kau masih tak nampak , masih buta ,
Sebab benda yang fana ,
Dari jauh aku hanya mampu berdoa ,
Agar semua lakumu diredha ,
Dan diampunkan oleh Yang Esa.
Comments
Post a Comment